Jumat, 28 November 2008

Bukan Kader yang Latah

“Pras , Bantu aku dunk! Tugas akhir semesterku belum finish nich, padahal besok sudah dikumpulkan!!Gimana ?”, kata Joni yang namanya mirip Toni, Soni,Doni, Yani, Bani, Heni ( Lho?) sambil mengaduk mie ayamnya.

“ Ye elah Jon,Jon, gitu aja kok repot. Tuch pentengin komputer, Surfing dah sepuasnya. Gak sampai 0,38 detik langsung ketemu jawabannya.!!Beres khan??”

sahut Pras yang lagi makan semangkuk bakso kotak . Rasanya unik,lho. Pernah makan bakso kan?Yang ini beda. Bahan dan campuran baksonya komplit . Rasanya kayak bakso, tapi……gepeng.

“ O iya ya. Kok aku gak kepikiran sih. Makasih ya friends…” kata Joni girang sambil memasukkan beberapa sendok mie ayam ke mulutnya.

“Ngomong-ngomong, Pras…….…Ehm...…..cara pakainya gimana sih,

Pakai remote ya?”

Whatsssss ??……….Gubraks……!@$%&$%@$**&

Sobat, globalisasi memang sudah menjamur bak rumput tetangga yang konon katanya lebih tinggi daripada rumput di pekarangan kita. Dari yang ada di perkotaan sampai yang ada di pedalaman, pasti sudah tersentuh dengan yang namanya globalisasi.

Istilah globalisasi pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985 yang menunjuk pada politik-ekonomi, khususnya politik perdagangan bebas dan transaksi keuangan. Menurut sejarahnya, akar munculnya globalisasi adalah revolusi elektronik dan disintergrasi negara-negara komunis. Revolusi elektronik melipatgandakan akselerasi komunikasi, transportasi, produksi dan informasi.

Secara sangat sederhana bisa dikatakan bahwa globalisasi terlihat ketika semua orang di dunia sudah memakai celana Levis dan sepatu Reebok, makan McDonald, minum Coca-Cola.

Globalisasi menbawa dampak positif maupun negatif bagi kemanusiaan. Dari sudut positif, kita harus mampu memberdayakan diri kita sebagai masyarakat untuk memanfaatkan peluang dari arus globalisasi yang tentu saja sesuai dengan nilai-nilai luhur dan agama.

Namun kita harus tegas menyikapi dampak negatif globalisasi meskipun kita tidak bisa menghindar dan ia akan terus mengikuti kita. Satu hal yang paling penting dalam menyikapi arus globalisasi adalah dengan agama. Dengan agama kita dapat mengontrol dan mengendalikan, itu yang utama. Apalagi kita sebagai orang timur yang masih kuat memegang norma, yang sudah mengakar sejak lama. Dengan itulah kita dapat menangkal dampak negatifnya. Sejelek apapun pengaruh yang datang pada diri kita, bila pertahanan diri kita kuat, maka kita tidak akan terpengaruh.

Seiring perkembangan zaman dan era globalisasi yang telah diuraikan diatas, semakin banyak generasi muslim yang tidak mengenal lagi hubungan dengan allah, generasi yang malu mengabdikan diri kepada Ialam, generasi yang terpisah dari agama dan umatnya. Banyak diantara musuh-musuh Islam yang disadari atau tidak telah menggerogoti budaya kita.Mereka mencekoki remaja muslim kita dengan budaya-budaya yang tidak mencerminkan budaya remaja muslim menurut Al-Qur’an dan Hadits.

Dengan mengandalkan dana yang besar, melalui media massa televisi misalnya mereka menyebarluaskan sesuai dengan apa yang mereka kehendaki agar rusaknya akidah dan akhlak. Mereka mencekoki remaja dengan budaya-budaya barat yang sangat berbeda jauh dengan budaya timur kita. Lalu, apa hubungan perubahan zaman dengan IRM?

Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) merupakan organisasi otonom muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari pelajar dan remaja muslim. Merupakan gerakan islam, dakwah amar ma`ruf nahi mungkar di kalangan remaja, berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah. Tujuan dan cita-cita IRM adalah terbentuknya remaja muslim yang berakhlaq mulia dan berilmu dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Jadi wajar saja jika kita menumpukan harapan kita kepada IRM untuk mencerminkan citra remaja muslim yang tidak latah.

Untuk menghadapi perubahan masyarakat dan memperjuangkan tujuan yang dicita-citakan, IRM memerlukan kader-kader penerus perjuangan yang handal, yang siap sedia menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna IRM ke depan. Kader yang dapat menghasilkan perubahan besar dalam masyarakat.

Mencetak kader-kader yang istiqomah menjadi pejuang da’wah yang berkomitmen dan konsisten terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah. Menjadi generasi yang unggul dalam segala bidang. Berakhlak mulia dan memiliki jati diri seorang muslim yang sesungguhnya. Kader yang berjiwa ikhlas, berkualitas, berwawasan luas, dan sanggup bekerja keras.

Dan muncullah kader-kader yang membawa perubahan dalam masyarakat.. Kader yang berani menunjukkan citra dirinya sebagai seorang muslim.Tegar dalam menghadapi persoalan dan tantangan da’wah yang terus berkembang. Mencetak kader muslim yang dapat menjadi trendsetter, bukan lagi menjadi kader yang latah.

Ilfatul Amanah

IRM Cabang Babadan

my grade

my grade
d'zen maszter 909